Friday 6 November 2015

Titik Dari Sebuah Harapan

Ketika mereka tidak lagi memiliki sebuah rumah dan harus merelakan kehilangan semua kenangannyapun disana. Kini mereka hanya tinggal di sebuah kontrakan petakan kecil untuk berlindung dari panasnya terik matahari dan dinginnya rintihan hujan. Sungguh kasihan kehidupan mereka, mencoba melanjutkan hidup demi sebuah harapan untuk kehidupan yang lebih baik di masa selanjutnya. 

Mereka sebenarnya telah terdampar jauh tanpa mengetahui arah jalan pulang. Semua harapan mereka hanya tertumpuh pada satu titik, titik yang sangat jauh. Mereka telah kalah dari kehidupan, terpuruk dari kenyataan, kalah oleh mimpi. Mereka bertanya apakah yang bisa mereka perbuat saat ini? Haruskah mereka dendam kepada sang kehidupan? Atau mereka harus ikhlas menerima kenyataan sang kehidupan?

Tidak, mereka masih punya sebuah titik, sebuah titik yang bergerak untuk mengumpulkan titik titik lainnya dan menjadi sebuah kesatuan yang indah. Mereka masih punya harapan, mereka masih bisa bermimpi kembali, mereka masih bisa tersenyum kelak. Tapi apakah titik kecil ini mampu? Mampu membuat sebuah cahaya sinar yang bisa menerangi semuanya?


Tuesday 25 August 2015

Boys Play With Freshness


Kali ini bukan sebuah cerita yang ingin aku bagi, terlebih hanya sebuah pengalamanku dalam menghilangkan belenggu kepenatan hidup di ibu kota Jakarta bersama dengan kehidupan di dalamnya. Tidak selamanya harus pergi jauh untuk bisa bermain dengan alam. Di Jabodetabek juga masih menyimpan kekayaan alam itu, tapi apakah kamu tahu? Apakah mereka tahu di mana itu? Can boy still play with freshness around the big city?

Leuwi Hejo, Bogor

Matahari masih sunkan menunjukkan rupanya, warna si langit pagi pun masih malu-malu bagai warna merah muda di pipi ketika sedang bertemu dengan kekasih pujaan hati. Suasana di kereta kota yang baru saja meninggalkan Stasiun Gondangdia menuju Stasiun Bojong Gede pun masih sunyi. Sambil duduk aku membaca sebuah novel Jakarta Cafe, tapi apa daya perhatianku harus teralihkan kepada sinar matahari yang tembus melewati jendela kereta yang tepat berada di depanku. Ku merasakan pagi yang sangat hangat dan bersahabat. 

Saturday 15 August 2015

Walking Under The Golden Sunrise



2015

Yogyakarta - Sukoharjo - Dieng


Emang karena dasarnya suka traveling kali yah, ketika dapat wedding invitation di Tanah Jawa Sukoharjo, benar-benar  aku manfaatkan. Ibarat kata "sekali dayung dua tiga pulau terlampaui" atau ngga "sekali menyelam minum air". Kayaknya sayang aja kalau seorang backpacker pergi jauh hanya untuk menghadiri sebuah pesta "Masa ke Sukoharjo doang, kemana setelah itu..?" Dataran tinggi Dieng yang terkenal dengan Golden Sunrise nya pun jadi pilihan. Sepertinya ceritaku akan seru jika bermain-main disana. Walking under the Golden Sunrise sounds nice. However I will stop by in Yogyakarta for awhile to play with my memories.

Melamun terkadang mengasyikan. Pandangan kosong dengan tangan yang terus mengaduk chocolate panas yang entah kapan akan diminum. Detik terus berputar, mataku masih terus memandang kosong menembus objek di luar kaca jendela cafe Sabang 16 tempatku nongkrong. Aku suka berada di tempat ini. Tempatnya sangat tenang. Walau banyak orang, tetapi suasananya tetap nyaman dan yang paling penting, aku bisa merasakan kesendirianku disini. 

Friday 14 August 2015

Splendour of Bromo



Banyak tempat yang ingin terus aku jelajahi, bagiku diam bukanlah hal yang menyenangkan. kemana lagi aku selanjutnya, udara pagi mana lagi yang ingin kurasakan? Cerita seru apa lagi yang ingin aku ceritakan kelak?....

Alarm berbunyi menandakan sekarang sudah pukul 12 malam. Sepi meraba malam, kantuk tak kunjung datang, TV berubah fungsi, dia yang menonton tuannya, bukan tuannya yang menonton dia. Pikiran melayang, menembus imajinasi liar untuk membuat sebuah petualangan yang maha dasyat (bagiku) dan disitulah awal sebuah cerita terlahir.